Ketika anda ditanya “Apa yang terkenal dari
Inggris?” mungkin anda akan menjawab Big ben, London, atau mungkin Ratu
Elisabeth.
Ya, itu karena anda hidup di Era Millenium, tapi akan berbeda ceritanya jika anda hidup di Eropa pada jaman Perang Dunia II dulu. Jawabannya pasti Dixie Dean. Lho, serius? Ya, betul sekali, Dixie Dean. Mungkin kita para Evertonian sudah tidak asing lagi dengan sosok legendaris tersebut, tapi saya akan (sekali lagi) coba ceritakan hal-hal luar biasa tentang legenda kita yang satu ini.
William Ralph Dean adalah nama lahir dari seorang “Dixie” Dean yang kita kenal. Dean lahir pada tanggal 22 Januari 1907. Panggilan “Dixie” sebetulnya adalah panggilan yang dia benci. Belum ada sumber yang pasti apa yang melatarbelakangi dia dipanggil seperti itu, ada yang bilang bahwa dia dipanggil seperti itu karena perpaduan warna rambutnya yang mencerminkan dia seperti orang dari Amerika Serikat bagian Selatan. Ada juga yang mengungkapkan bahwa nama Dixie diambil dari lagu anak-anak yang populer pada masa itu. Akan tetapi, Gilbert Upton, seorang sejarawan dari Tranmere Rovers, klub pertama yang dibela Dean, mengungkapkan bukti yang juga dibenarkan oleh mendiang Nenek dari Dean bahwa panggilan Dixie adalah plesetan dari panggilan Dean semasa kecil yaitu Digsy, karena semasa kecil, ketika bermain kucing-kucingan (red: ucing-ucingan) Dean selalu menjotos punggung teman-temannya (dig).
Ya, itu karena anda hidup di Era Millenium, tapi akan berbeda ceritanya jika anda hidup di Eropa pada jaman Perang Dunia II dulu. Jawabannya pasti Dixie Dean. Lho, serius? Ya, betul sekali, Dixie Dean. Mungkin kita para Evertonian sudah tidak asing lagi dengan sosok legendaris tersebut, tapi saya akan (sekali lagi) coba ceritakan hal-hal luar biasa tentang legenda kita yang satu ini.
William Ralph Dean adalah nama lahir dari seorang “Dixie” Dean yang kita kenal. Dean lahir pada tanggal 22 Januari 1907. Panggilan “Dixie” sebetulnya adalah panggilan yang dia benci. Belum ada sumber yang pasti apa yang melatarbelakangi dia dipanggil seperti itu, ada yang bilang bahwa dia dipanggil seperti itu karena perpaduan warna rambutnya yang mencerminkan dia seperti orang dari Amerika Serikat bagian Selatan. Ada juga yang mengungkapkan bahwa nama Dixie diambil dari lagu anak-anak yang populer pada masa itu. Akan tetapi, Gilbert Upton, seorang sejarawan dari Tranmere Rovers, klub pertama yang dibela Dean, mengungkapkan bukti yang juga dibenarkan oleh mendiang Nenek dari Dean bahwa panggilan Dixie adalah plesetan dari panggilan Dean semasa kecil yaitu Digsy, karena semasa kecil, ketika bermain kucing-kucingan (red: ucing-ucingan) Dean selalu menjotos punggung teman-temannya (dig).
Dean lahir pada 22 januari 1907 di Chesire,
seberang Sungai Mersey. Dean memulai karirnya di klub lokal Tranmere Rovers
sebelum dikontrak oleh Everton. Bermain bersama Tranmere Rovers di Divisi 3
Dean Mengoleksi 27 goal dari 30 penampilannya. Everton kemudian mengontrak Dean
dengan transfer sebesar 3.000 pounds pada tahun 1925 (Kebiasaan Everton
Scouting pemaen muda di Divisi bawah udah ada sejak jaman dulu sob). |
Di tahun pertamanya bersama Everton, Dean langsung menjadi Top Scorer. Tahun 1926 kecelakaan sepeda motor menyebabkan tengkorak kepala dan rahangnya retak, dokter memvonis Dean tidak bisa bermain sepakbola lagi karena khawatir akan membahayakan apalagi ketika dia menyundul bola, tapi Dean mengabaikannya. Alhasil tahun 1927 dia menjadi top scorer dengan jumlah gol yang fantastis dicetak oleh kepalanya. Dean juga tampil untuk negaranya Inggris dan mencetak 12 gol dari 5 penampilan debut saja!
Di musim 1927-1928 Dean menjadi Monster dengan mencetak 7 hattrick dan mengoleksi 60 goal dari 39 penampilan di liga.
Musim 1929-30 menjadi musim yang kelabu bagi Everton, walaupun Dean tetap menjadi top scorer, tapi itu tak menolong Everton dari degradasi. Di sinilah loyalitas Dean muncul, di saat pemain lain hengkang dan supporter abal-abal mulai berpaling dari Everton, Dean justru tetap tinggal. Dean menyatakan bahwa, jikalau Everton harus main di divisi terendah sekalipun, aku akan membawanya bangkit dan memenangkan trofi tertinggi, itu janjiku, ungkap Dean. Benar saja, satu musim cukup bagi everton bermain di Second Division Championship.
Di musim 1930-31, dengan menyandang gelar tim promosi, Juara Second Division, Dixie Dean menepati janjinya dan membawa Everton Juara First Division dengan rekor hattrick sebanyak 8 kali dalam satu musim, rekor ini hanya bisa disaingi oleh Lionel Messi pada masa sekarang, tentu dengan loyalitas yang sangat berbeda. Hal ini juga berimbas pada penampilannya bersama timnas, 18 goal dari 16 caps bersama Three Lions membuat Dean begitu disegani dan terkenal seantero Eropa bahkan Dunia. Bahkan, ada cerita lucu pada masa perang Dunia II ketika ada tentara Italia yang tertangkap dan diinterogasi, kalimat yang diungkapkan adalah, Fu*k You, Fu*k your Winston Churchill, and F**k your Dixie Dean!!” LOL tongue emoticon
Desember 1936, Everton mengontrak seorang Youngster bernama Tommy Lawton dengan rekor transfer sebesar 6.500 pounds. Transfer terbesar klub pada saat itu. Sayangnya, Lawton tidak bisa bermain baik setiap kali dipasangkan dengan Dean. Duet Young-Old ini hanya bertahan beberapa lama sebelum akhirnya Dean harus merelakan tempatnya pada Anak muda berbakat lainnya. Orang bilang sejarah selalu berulang, sepertinya hal itu yang kita rasakan saat ini terhadap anak muda 28 juta pound bersama duetnya Record-maker World-class striker yang sudah menua.
Sampai saat ini belum ada pemain di premier League yang bisa memecahkan perolehan goal Dixie Dean. Rekor golnya dalam semusim pun hanya bisa ditandingi oleh Gerd Muller dan pemain terbaik Dunia Lionel Messi. 85 gol dalam satu Musim.
Dean meninggal pada 1 Maret 1980 pada usia 73 tahun di GOODISON PARK, saat menonton DERBY lawan LIVERPOOL.
Kurang loyal apa coba! Loyalitas Dean tak perlu diragukan lagi, menang-kalah, bermain baik atau buruk, juara atau degradasi, kaya atau miskin, beli atau loan, top-dog atau under-dog, dia selalu memberikan yang terbaik untuk klub tercintanya, Everton. For-Ever-win or For-ever-lost, He is just ForEverton!!
Bitter twisted and proud!! We are ForEverton
BY IWAN MULYA
Di tahun pertamanya bersama Everton, Dean langsung menjadi Top Scorer. Tahun 1926 kecelakaan sepeda motor menyebabkan tengkorak kepala dan rahangnya retak, dokter memvonis Dean tidak bisa bermain sepakbola lagi karena khawatir akan membahayakan apalagi ketika dia menyundul bola, tapi Dean mengabaikannya. Alhasil tahun 1927 dia menjadi top scorer dengan jumlah gol yang fantastis dicetak oleh kepalanya. Dean juga tampil untuk negaranya Inggris dan mencetak 12 gol dari 5 penampilan debut saja!
Di musim 1927-1928 Dean menjadi Monster dengan mencetak 7 hattrick dan mengoleksi 60 goal dari 39 penampilan di liga.
Musim 1929-30 menjadi musim yang kelabu bagi Everton, walaupun Dean tetap menjadi top scorer, tapi itu tak menolong Everton dari degradasi. Di sinilah loyalitas Dean muncul, di saat pemain lain hengkang dan supporter abal-abal mulai berpaling dari Everton, Dean justru tetap tinggal. Dean menyatakan bahwa, jikalau Everton harus main di divisi terendah sekalipun, aku akan membawanya bangkit dan memenangkan trofi tertinggi, itu janjiku, ungkap Dean. Benar saja, satu musim cukup bagi everton bermain di Second Division Championship.
Di musim 1930-31, dengan menyandang gelar tim promosi, Juara Second Division, Dixie Dean menepati janjinya dan membawa Everton Juara First Division dengan rekor hattrick sebanyak 8 kali dalam satu musim, rekor ini hanya bisa disaingi oleh Lionel Messi pada masa sekarang, tentu dengan loyalitas yang sangat berbeda. Hal ini juga berimbas pada penampilannya bersama timnas, 18 goal dari 16 caps bersama Three Lions membuat Dean begitu disegani dan terkenal seantero Eropa bahkan Dunia. Bahkan, ada cerita lucu pada masa perang Dunia II ketika ada tentara Italia yang tertangkap dan diinterogasi, kalimat yang diungkapkan adalah, Fu*k You, Fu*k your Winston Churchill, and F**k your Dixie Dean!!” LOL tongue emoticon
Desember 1936, Everton mengontrak seorang Youngster bernama Tommy Lawton dengan rekor transfer sebesar 6.500 pounds. Transfer terbesar klub pada saat itu. Sayangnya, Lawton tidak bisa bermain baik setiap kali dipasangkan dengan Dean. Duet Young-Old ini hanya bertahan beberapa lama sebelum akhirnya Dean harus merelakan tempatnya pada Anak muda berbakat lainnya. Orang bilang sejarah selalu berulang, sepertinya hal itu yang kita rasakan saat ini terhadap anak muda 28 juta pound bersama duetnya Record-maker World-class striker yang sudah menua.
Sampai saat ini belum ada pemain di premier League yang bisa memecahkan perolehan goal Dixie Dean. Rekor golnya dalam semusim pun hanya bisa ditandingi oleh Gerd Muller dan pemain terbaik Dunia Lionel Messi. 85 gol dalam satu Musim.
Dean meninggal pada 1 Maret 1980 pada usia 73 tahun di GOODISON PARK, saat menonton DERBY lawan LIVERPOOL.
Kurang loyal apa coba! Loyalitas Dean tak perlu diragukan lagi, menang-kalah, bermain baik atau buruk, juara atau degradasi, kaya atau miskin, beli atau loan, top-dog atau under-dog, dia selalu memberikan yang terbaik untuk klub tercintanya, Everton. For-Ever-win or For-ever-lost, He is just ForEverton!!
Bitter twisted and proud!! We are ForEverton
BY IWAN MULYA
No comments:
Post a Comment