Evertonian semua bisa menebak, apa persamaan dari
pemain-pemain yang ada di foto ini?
Ya, betul sekali, mereka adalah youngsters yang
mencatatkan sejarah sebagai pemain termuda yang mencetak gol untuk Everton.
Kali ini saya akan coba berbagi tentang pemain-pemain muda yang pernah
mempersembahkan gol debutnya untuk Everton sebagai pemain termuda di berbagai
kompetisi.
Sejak jaman dahulu kala, Everton sudah concern pada
pembinaan talenta-talenta muda sepakbola. Dimulai ketika Alf Mildward mencetak
gol ke gawang Stoke di tahun 1889 di kandang dan menang 2-1, pada waktu itu Alf
berusia 18 tahun 122 hari. Kemudian Everton mengontrak “Dixie” Dean yang
terkenal itu. Di bawah asuhan Thomas H. McIntosh, tahun 1925 ketika usianya
baru menginjak 18 tahun 65 hari, Dean mencetak gol debutnya ke gawang Aston
Villa dan menang 2-0 di Goodison Park. Tradisi ini berlanjut di tahun 1932
ketika Dixie Dean sudah mulai sepuh, Albert Geldard (18 tahun 222 hari)
membungkam Middlesbrough di kandangnya dua gol tanpa balas. Pencatat rekor
transfer klub pada waktu itu Tommy Lawton tak mau kalah, Lawton mencetak gol
debutnya ketika berusia 17 tahun 130 hari, namun sayang Everton harus menyerah
2-7 saat melawan Wolves di liga.
Di era tahun 50-60an, akhir perang dunia, geliat
sepakbola mulai muncul, ada Derek Mayers, 1953 (18 thn 81 hr), Bert Llewellyn,
1956 (17 th 199 hr), Derek Temple, 1957 (18 thn 144 hr), Alec Ashworth, 1958
(18 thn 200 hr), Alan Tyrer (17 thn 137 hr) dan Keith Webber (17 thn 300 hr) di
tahun 1960. Di decade 60-an hanya beberapa saja pemain muda yang diberi
kesempatan dan menonjol dan menjadi “Earlybird” di jagat sepakbola. John Hurst
menjadi pemain terakhir di decade ini yang mencatatkan diri sebagai salah satu
pencetak gol termuda (18 thn 301 hr) di tahun 1965 ketika membungkam Sunderland
2-0 di Goodison Park.
Di era 70-an hanya ada dua nama yang muncul sebagai
pemain termuda yang mencetak gol untuk Everton yakni Mick Buckley (18 thn 156
hr) di tahun 1972 dan George Telfer (18 thn 225 hr) di tahun 1974 ketika kalah
3-4 melawan West Ham (*amit-amit mudah mudahan ga keulang).
Dari tahun ke tahun, Everton selalu mengorbitkan dan
memberikan kepercayaan kepada pemain mudanya untuk melakoni debut dan tidak
jarang dalam debutnya para youngster tersebut mencetak gol. Di dekade 80-an
Howard Kendall mengorbitkan Gary Stevens (18 thn 204 hr) di tahun 1981 dan
Robbie Wakenshaw di tahun 1984 pada usia 18 thn 135 hr. Ini adalah modal awal
Everton meraih Winners Cup di tahun 1985 dan meraih 2 juara liga, 1 FA Cup, 1
Winners Cup dan 3 Charity Shield. Sayangnya, di tahun setelahnya tim dari
Inggris dilarang berlaga di kancah Eropa menyusul tragedi Heysel.
Era 90-an adalah era keemasan sepakbola modern, setiap
klub berlomba-lomba mengorbitkan pemain mudanya untuk menjadi yang terbaik. Ada
banyak nama yang muncul, diantaranya adalah David Unsworth (bapak coach kita)
di tahun 1992 pada usia 18 thn 192 hr. Menyusul Michael Branch (bukan penyanyi
kece itu lho ya) di tahun 1996 pada usia 18 thn 50 hr. Tahun 1997 kembalinya
sang legenda, Howard Kendall ke Goodison Park disambut antusias. Alih-alih
membawa Everton kembali ke tangga juara, Kendall hanya bertahan satu musim
saja. Akan tetapi, orbitan pemain mudanya dianggap sangat berpengaruh. Ada John
Oster (18 thn 286 hr) dan Danny Cadamarteri (17 thn 343 hr) (*rambutnya keren
mirip Pienaar) yang diturunkan di pertandingan yang sama melawan Barnsley di
Goodison Park dan gilanya lagi, keduanya mencetak gold dan mengantarkan Everton
menang 4-2. Pekan selanjutnya, Michael Ball (17 thn 360 hr) mencetak gol
debutnya ketika melawan Arsenal di Goodison Park setelah tertinggal 0-2 lewat
gol dari Ian Wright dan Overmars. Everton terselamatkan waktu itu lewat gol
dari Cadamarteri di menit 56. Tahun 1999 Walter Smith menyumbang satu debutan
yaitu Francis Jeffers (18 thn 19 hr) dengan golnya ke gawang Coventry di FA
Cup.
Era Tahun 2000an, David Moyes terkenal suka mengorbitkan
pemain muda. Dimulai ketika memberi kepercayaan pada Wayne Rooney yang pada
waktu itu berusia 16 thn 342 hr lewat gol perdana di League Cup melawan Wrexham
dan tiga pecan setelahnya versus Arsenal di Premier League. Kemudian James
Vaughan (Pencatat rekor pencetak gol termuda Premier League) di tahun 2005 di
usia 16 thn 270 hr. Lalu ada pula Victor Anichebe, 2006 (18 thn 14 hr), Dan
Gosling, 2008 (18 thn 330 hr), dan terakhir ada Jack Rodwell, 2010 (18 thn 346
hr).
Walaupun tidak sedikit dari pemain tersebut hengkang
karena jumlah uang yang besar, tapi, tradisi Everton ini sangat positif di
tengah kebuntuan rotasi dan semakin berumurnya para senior di tim utama.
Akankah Martinez berani meneruskan tradisi ini, atau tetep “keukeuh” pada
filosofi “kematangan” dalam gaya kepelatihannya. Kita tunggu saja. Salam…
By IWAN MULYA
By IWAN MULYA
No comments:
Post a Comment