Translate

Tuesday 19 March 2013

GOODISON PARK IS TOO GOOD FOR THE CITIZEN.


Turun tanpa diperkuat oleh Tim Howard, Phil Jagielka dan Tony Hibbert yang dibekap cedera, Everton berambisi membayar kekecewaan fans atas kekalahan memalukan 0-3 atas Wigan Athletic sekaligus memupuskan peluang memenangkan FA Cup seminggu sebelumnya. Sedangkan Manchester City yang juga timpang dengan absennya kapten Vincent Kompany, Sergio Aguero dan Yaya Toure tetap berambisi mengejar ketertinggalan 12 poin dengan Manchester United yang kokoh di puncak klasemen.


Keberhasilan formula tradisional Moyes.
Everton memakai formasi andalan Moyes yaitu 4-4-1-1 dan memulai  pertandingan dengan sangat baik, melakukan direct passing, pressing ketat dan high-defensive line sehingga anak asuhan Roberto Mancini yang secara skill individu memiliki kualitas di atas skuat David Moyes tidak dapat bebas bergerak dan berlama-lama memegang bola.

Terlihat jelas bagaimana kombinasi one-two Bainaar (Baines–Pienaar) dan MiraCole (Mirallas-Coleman) lebih menguasai flank dibanding para pemain City. Aksi move into channel Pienaar dan Mirallas berhasil menarik pemain bertahan City dan memberikan ruang bagi Coleman dan Baines untuk melakukan crossing. Bahkan Kevin Mirallas turut menyumbangkan gol indah bagi The Toffees tetapi gol tersebut dianulir karena posisi Mirallas dianggap offside ketika akan menerima bola.
Di tengah, trio Fellaini-Osman-Gibson bermain istimewa, Fellaini yang mengandalkan fisik nya baik di ground battle ataupun aerial duel memaksa Javi Garcia-Gareth Barry sering menyisakan ruang kosong di lini tengah City. Leon Osman yang kali ini menjabat sebagai kapten tim juga bermain apik dengan merusak alur bola City sekaligus pusat dari kreativitas Everton. Darron Gibson seperti biasa bertindak sebagai Deep Lying Playmaker terus menerus mendistribusikan bola sekaligus menjaga tempo permainan. Terlihat sangat superior dan enak untuk ditonton.
Dan akhirnya gol pun tercipta pada menit 32, diawali penetrasi khas Seamus Coleman kemudian menyodorkan bola ke Leon Osman yang tidak mendapat penjagaan sama sekali. Dengan tendangan kaki kiri dari jarak 25 yard, bola melengkung Osman dengan mulus meluncur ke gawang Joe Hart. Gol, 1-0 untuk tuan rumah.
Penampilan Victor Anichebe pun layak di acungi jempol. Bermain tanpa rasa lelah sebagai advanced forward yang tidak hanya memberikan celah bagi rekan setim untuk membuat peluang namun berusaha mencetak gol menghasilkan beberapa kali standing applause dari penonton.


City gagal melepaskan diri
Tim tuan rumah menurunkan formasi yang lumayan tidak biasa yaitu dengan memasang 3 bek di depan Joe Hart, walaupun sebelumnya Mancini pernah menerapkan formasi ini. Bermain di bawah tekanan sepanjang babak pertama praktis permainan possession dan kreativitas anak anak City tidak keluar, jangankan menguasai lini tengah, Milner dan Kolarov yang diplot sebagai pemain sayap pun lebih banyak menahan gempuran pemain Everton.
Sirkulasi bola yang biasanya dibangun dari bawah pun tidak banyak terlihat di babak pertama, absennya Aguero menurut saya menjadi penyebab mandeknya serangan City. Permainan Aguero yang lebih sering datang menjemput bola dan mengacaukan garis pertahanan lawan dan memberi ruang bagi Tevez dan Silva tidak dapat dilakukan dengan baik oleh Dzeko. Begitu juga David Silva dan Carlos Tevez yang tidak banyak beraksi karena Javi Garcia yang diplot sebagai Box To Box Midfielder justru lebih banyak menemani Gareth Barry membantu pertahanan. Hal ini juga yang membuat Leon Osman dengan bebas menceploskan bola ke gawang Hart, Osman yang seharusnya dijaga, berdiri bebas karena  Garcia berada terlalu bawah menjaga areanya. Dengan absennya Kompany, Yaya Toure dan Aguero, terlihat jelas City cukup kehilangan 3 pemain intinya tersebut.


Jan The Man
Pendekatan agresif yang diperagakan Leon Osman dkk mengakibatkan beberapa kartu keluar dari kantong wasit Lee Probert, termasuk kartu kuning kedua yang diterima Steven Pienaar pada menit ke 61. Setelah Pienaar sent off, City merespon dengan cepat. Nasri masuk menggantikan Barry untuk menambah daya gedor dan kreativitas tim, Milner yang beberapa kali lolos dari kartu kuning wasit diganti oleh Clichy untuk membantu menguasai sisi lapangan Everton yang sepanjang pertandingan tidak berhenti naik turun, kemudian Mancini mengganti Kolo Toure dengan Scott Sinclair pada menit 83 dengan harapan dapat menyamakan kedudukan.

Adalah Jan Mucha, penjaga gawang yang selama ini ada di bawah bayang bayang Tim Howard bermain fantastis menggagalkan beberapa peluang matang City diantaranya double-save peluang Tevez dan rebound Milner dan aksi one on one dengan Pablo Zabaleta. Mucha pun dinobatkan menjadi Man Of The Match pertandingan tersebut. Ditin dan Heitinga pun bermain padu di depan Mucha.
Terlalu asik menyerang, Everton melakukan serangan balik pada injury time. Melalui penetrasinya, Fellaini menggiring bola ke depan kemudian mengoper ke Jelavic yang tidak terkawal. Bukannya langsung menendang, Jelavic lebih dahulu mengontrol bola kemudian menggunakan kaki kirinya dan akhirnya bola dengan cantiknya melewati Gael Clichy sekaligus Joe Hart. Selebrasi emosional Jelavic, Gwladys Road End yang bergemuruh, Moyes mengepalkan tangannya ke udara, undescribeable feeling. Full Time, 2-0. Goodison Park is too good for Manchester City.


We Love You Everton. We Do. 

2 comments: