[Izin Share Tulisan] terinspirasi dari kegalauan kita semua. (Kita?) [Maaf Panjang]
Kadang mungkin kita bertanya setiap kali kita menonton pertandingan Everton FC, ada sesosok renta yang selalu setia berada di bench dan memberikan Jaket atau memegangkan jersey pemain yang akan masuk ke lapangan maupun yang ditarik keluar. Ya, dialah Jimmy Martin, sang Kit Manager klub kita tercinta. Ada kisah menarik yang akan saya coba ceritakan tentang opa yang satu ini. Kita panggil saja beliau Opa Jim. Opa Jim sudah menjadi Kit Manager di Everton sejak tahun 1990, pada waktu itu Tim kita masih ditangani oleh Howard Kendall. Beliau sangat cinta dengan Everton, sampai-sampai ketika beliau diwawancara oleh BBC Radio Merseyside tentang siapa pemain yang suka “nyebelin” atau suka “bikin bete” beliau dengan asik menjawab “Tidak ada pemain Everton yang seperti itu. Ketika pemain datang ke sini (Everton) saya menganggap semuanya orang baik, tidak ada yang salah.”
Loyalitas Opa Jim terhadap tim tak perlu diragukan lagi, bayangkan seorang Kit Manager adalah urat nadi tim, apalagi ketika tim melakukan pertandingan tandang. Beliau harus menyiapkan seluruh perlengkapan yang bisa mencapai ratusan, disimpan dalam koper khusus termasuk jersey, kaos kaki, bola, bahkan celana dalam pun Opa Jim siapkan. Opa Jim termasuk orang hebat (menurut saya) Beliau sangat profesional, beliau berkata bahwa Everton adalah tim profesional, kita tidak pernah meminta tim lain (ketika away) menyiapkan apapun untuk kami, kami akan membawanya sendiri. Coba bayangkan, ketika everton bertandang ke LA dan menghadapi tim MLS, Opa Jim yang menyiapkan bola untuk latihan, karena MLS disponsori oleh Adidas, maka beliau menyiapkan bola Adidas, gokil pan, katanya kita emang tamu tapi ga mau ngerepotin tuan rumah. Luucunya (atau mungkin hebatnya) beliau melakukan hal itu sendirian (pada tahun 1990). Opa Jim pernah bercerita ketika awal beliau ditunjuk jadi kit manager beliau melihat tim lain seperti manchester united memiliki Tim dalam Kit management nya tapi beliau bilang ah saya juga sudah cukup karena saya sudah terbiasa dengan hal itu semenjak jadi Supir Bis tim di awal 1980-an. Namun kini Opa Jim sudah tak lagi sendiri mengurusi hal itu (mungkin faktor usia). Saat ini Opa jim dibantu asistennya yaitu Tony Sage and Shaun Doran.
Jimmy Martin, EFC Kit Manager |
Sebelum menjadi Kit manager di tahun 1990, Opa jim adalah supir bis di tim Everton yang membawa mereka ke mana-mana, bahkan ketika meraih kenangan manis saat Everton berjaya di tahun 80-an. Tidak heran, setiap kali pergantian manager dari Howard kendall, Mike Walker, Joe Royle, Howard kendall (lagi), Walter Smith, David Moyes, hingga Robeto Martinez, Opa Jim dipercaya untuk menghibur pemain ketika berada di ruang ganti ataupun dalam perjalanan, kadang beliau suka melawak, bernyanyi, dan bersenda gurau, itulah mengapa semua pemain dan official tim merasa kehilangan ketika beliau terkena serangan jantung di tahun 2012. Saking loyalnya sama Everton, beliau melarang semua atribut yang dipakai pemain ada nuansa Merahnya, korbannya adalah Steven Pienaar yang waktu itu memakai sepatu puma warna merah. Beliau bilang, “besok kamu ganti dengan warna hitam atau saya yang akan menggantinya” dan ternyata Pienaar mencetak gol pada waktu itu. *** Beliau sudah sangat menikmati perjalanan Everton dari mulai jaya memenangkan Piala Winner, hingga masa-masa suram ketika lolos dari degradasi dalam pertandingan menentukan melawan Wimbledon, atau ketika pertandingan menegangkan melawan Redshite di final FA 1991 dan akhirnya kita menang berkat Gol Dave Watson (red:Mang Eka Hermawan). Jadi, kalau kita di match yang baru beberapa saja sudah galau melihat performa everton, mungkin sebaiknya kita belajar dari keteladanan dan Loyalitas Opa jim, Wassalam #COYB #ETID #BRGK
Iwan Mulya, Member IE Chapter bandung @Biruroyal |
No comments:
Post a Comment